06 Juni 2009
Delio Rossi...?Sebuah pembelaan
Penulis adalah seorang Laziale,sah-sah saja jika pelatih klub favorit saya sendiri,Delio Rossi kisahnya sering saya angkat.he20x.
Setiap peracik strategi pasti memliki plus minus tersendir.Maaf,saya tidak berkompetensi dalam menilai kehebatan dan kekurangan pelatih,karena pelatih adalah sosok jenius,tidak sampai otak penulis untuk itu,he20x.Saya cuma menulis berdasarkan pandangan amatir saya saja.
Delio Rossi pertama kali angkat nama ketika melatih Lecce di Serie A.Semakin terkenal ketika membesut Gli Orobici Atalanta.Pujian membanjiri meski kalau tidak salah Atalanta terdegradasi ke Serie B.Tunggu!,untuk apa kita membicarakan klub lain?sebentar,ini ada hubungannya
Hal ini yang membuat penulis dan Laziale lainnya ragu akan kapasitas dari Delio Rossi..dia hanya pelatih (dari klub) semenjana..datang ke Lazio,yang sebelumnya dilatih nama-nama besar ,sebutlah Sven Goran Erickson atau Roberto Mancini.
Namun ternyata Lazio dibawah asuhan Rossi bisa tampil baik.Pada musim debut Rossi,musim 2005/2006,sebenarnya Lazio lolos ke Eropa,tepatnya UEFA Cup,sayang,Lazio terjerat kasus Calciopoli,dan nilainya dikurangi.Well.harus penulis akui,penulis lumayan terkesan dengan apa yang Lazio capai,terlepas dari kasus tersebut.
Musim selanjutnya,2006/2007.setelah menang banding calciopoli,dari yang sebelumnya dihukum terdegradasi,menjadi hanya dikurangi poinnya,Lazio melejit,mengalahkan semua lawan (lebay mode on),bahkan rival terkuat kita,AS Roma,yang dulu selalu sulit untuk kita runtuhkan,dapat kita bantai !Kita mencatatat rentetan kemenangan beruntun.Kita sangat sulit untuk dikalahkan.Setiap menonton Lazio,setiap Laziale pasti yakin ,akhir dari 90 menit adalah senyuman.Kita mendapat posisi 3 di akhir Liga.Kita lolos ke Eropa,Liga Champion,,liga dimana kita bisa mengeruk uang yang bisa meringankan beban keuangan kita yang sedang morat marit.
Sayang menjelang musim 20072008 dimulai,kiper legendaris kita,Angelo Peruzzi pensiun.Di Lazio pun hanya tersisa kiper gaek,Marco Ballotta,kiper dengan kelahiran 1964,dan Tomasso Berni,shot stopper andal yang sebelumnya bermain di Ternana.Lazio bukannya tanpa usaha mencari pengganti Peruzzi.Nama-nama kiper potensial bermunculan.Angelo Peruzzi kemudian memberi sugesti kepada Lazio,untuk merekrut kiper muda River Plate & Argentina,Juan Pablo Carrizo.Carrizo ditengarai mempunyai darah italia dari moyangnya yang berasal dari Italia dan pindah ke Argentina ,sehingga dia dapat membela Lazio dengan status pemain Uni Eropa,karena jatah itu telah habis oleh transfer Aleksandar Kolarov,bek muda Serbia yang direkomendasi oleh bek legendaris Lazio,Sinisa Mihajlovic.
Sialnya,Carrizo tidak jua mendapat paspor italia.Transfer inipun ditunda,Lazio kemudian dalam keadaan terdesak merekrut kiper Uruguay,Nestor Fernando Muslera,sebagai plan B.Muslera ketika bermain di Uruguay mendapat lirikan dari klub-klub besar Eropa,dan ditaksir punya potensi yang sama dengan Gianluigi Buffon.
Sayang,Nestor tampil buruk,dan Marco Ballotta mengambil alih tugas kiper utama Lazio.Disinilah transisi kiper utama Lazio gagal.Ditambah inkonsistensi dari Emilson Cribari,yang sejak cedera di wajahnya,penampilannya tidak seperti dulu,ketika pertama kali membela panji Lazio.Lazio gagal di semua ajang (tak perlu diceritakan kisah mengiris bawang putih ini lebih lanjut)
Musim 2008/2009 pun datang.Carrizo datang...hey yah,pahlawan kita datang..!harapan kita ..!Lazio juga meminjam penyerang muda Argentina yang angkat nama bersama timnas Argentina u20,Mauro Zarate dari Al-Sadd,Qatar.Pada awal musim,Lazio tampil fantastis,kita rajin menang,dan sempat memuncaki klasemen Serie A Italia,meski hanya sebentar.Bah!..Carrizo juga tampil buruk,sama seperti Muslera di musim pertamanya.Muslera pun menjadi kiper utama Lazio.Ajaib,Muslera tampil sangat bagus.Tak lama ,saat menikmati capolista,datanglah barisan pertandingan Coppa.Kedalaman skuad Lazio tidak cukup,untuk mengarungi 2 kejuaraan dengan konsisten,dimana jika ingin konsisten dalam berprestasi di banyak kompetisi,sebuah tim harus bisa melakukan rotasi dengan mulus.Kita menang sekali di Coppa Italia,dan kita kalah dalam 5 pertandingan di Liga.
Akan tetapi,hancur-hancuran di Serie A,sampai kita harus duduk di posisi 10 klasemen akhir,dbayar lunas oleh Delio Rossi.Kita juara Coppa,setelah mengalahkan tim-tim seperti Milan,Juventus dan Sampdoria.Sampdoria bukanlah tim kacangan.Mereka di semifinal mengalahkan Juara Serie A Italia ,Internazionale Milan dengan meyakinkan.Tangis Delio Rossi pecah di Stadion Olimpico.Siapa pelatih yang sanggup menangis untuk sebuah gelar di Lazio?
Terbukti,skuad asuhan Rossi hanyalah mumpuni untuk 1 kompetisi saja, tidak lebih
Bukan salah Rossi,jikalau jarak kemampuan pemain cadangan dengan inti terlalu jauh,itu adalah tugas dari manajemen Lazio,untuk memberi pemain yang dibutuhkan oleh Rossi.
Pelajarilah (bukannya sok menggurui),di saat kedalaman skuad itu mencukupi,kita akan bisa untuk berbuat lebih,seperti Capolista.Berarti yang kita perlukan sebenarnya adalah,pemain-pemain baru ,baik untuk inti maupun cadangan,agar kita bisa merotasi pemain dengan mulus,tak lupa juga akan pemain2 primavera kita yang berprestasi,seharusnya dapat Lazio promosikan ke tim utama.Kursi ada pada Lotito dan Tare sekarang,sebagus apa kerja mereka di mercato kali ini.
Kita juara Coppa karena kita ingin.Kita kuat,karena bisa meraih apa yang kita inginkan
3 musim yang berkesan dari 4 musim,apa yang bisa kita harapkan lebih?
Jangan sampai ada yang terhina sia-sia lagi,Forza Lazio !
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
http://fansbolanews.wordpress.com/
BalasHapuslink blog anda ada di sini :)