11 Februari 2008
Liga Indonesia
Liga Indonesia telah berakhir pada hari Minggu kemarin.Sriwijaya keluar sebagai pemenang setelah mengalahkan PSMS Medan 3-1.Dengan demikian Sriwijaya satu-satunya klub Indonesia yang berhasil menjadi double winner.Sebelumnya Sriwijaya menjuarai Copa Dji Sam Soe dengan mengalahkan Persipura Jayapura.Sayangnya,Sriwijaya dan Persipura(Runner up Copa) tidak mewakili Indonesia dalam kompetisi regional Asia,Liga Champion Asia karena kompetisi yang kunjung selesai.AFC tidak mau tahu.Slot untuk tim Indonesia digantikan oleh wakil-wakil Thailand dan Vietnam.Uniknya PSSI sebelumnya mengajukan penawaran ke AFC tuk mewakilkan Sriwijaya dan Persipura ke LCA,kedua tim ini ketika itu sedang berada di peringkat pertama Divisi Utama wilayah barat dan timur,akan tetapi AFC tidak mengizinkannya dikarenakan penunjukan tersebut dianggap tidak memiliki dasar.Dengan kata lain,PSSI ternyata pintar juga meramal juara Indonesia.Secara keseluruhan kompetisi,banyak sekali cacat mengiringi langkah kompetisi.Mulai dari kerusuhan suporter,wasit tidak becus,kemurahan hati Komisi Banding,kematian suporter dan yang paling parah,roda organisasi PSSI diputar di penjara Salemba.Nurdin Halid kini tengah mendekam di penjara tersangkut korupsi. Tidak ada tanda-tanda dia akan mengundurkan diri.Bahkan anjuran FIFA dan AFC yang menaungi PSSI untuk menggelar Munaslub tidak diindahkan sama sekali.Seperti Macan Ompong.Anehnya juga PSSI di daerah-daerah sama sekali tidak bersuara lantang untuk menentang Nurdin.Begitu juga dengan media yang sepertinya adem-ayem saja melihat kemelut ini.Seharusnya media-media,khususnya media olahraga berani bersuara atau bahkan berteriak tuk mengatasi kemelut organisasi ini.Pemerintah tidak bisa ikut campur masalah ini.FIFA sangat melarang intervensi pemerintah terhadap organisasi naungannya.Ada negara yang dibanned (dihukum) gara-gara pemerintahnya ikut campur terlalu dalam di organisasi sepakbolanya.Hal ini membuat pengurus PSSI seperti berada diaatas angin karena pemerintah sama sekali tidak bisa menyikut mereka.Akan tetapi sepertinya PSSI lupa bahwa mereka bisa juga dibanned/dibekukan oleh FIFA.Jika sudah dibekukan atau dibanned,tentu saja sangat sulit untuk masuk kembali ke FIFA.Sangat menguras tenaga.
Sebenarnya,Timnas Indonesia sempat memberi harapan bagi pecinta sepakbola Indonesia.Indonesia tampil gemilang di Piala Asia di Jakarta.Piala Asia digelar di 4 negara ASEAN,Indonesia,Malaysia,Thailand dan Vietnam.Indonesia menang 2-1 melawan juara 4 Piala Asia tahun2004,Bahrain.Sesudahnya indonesia dikalahkan oleh raksasa Asia,Arab Saudi dan Korea Selatan dengan skor 1-2 dan 0-1.Memang tidak jauh berbeda dengan tahun 2004.Kala itu kita juga menang sekali dan kalah 2 kali.Akan tetapi itu adalah grafik Indonesia yang menanjak.Lihat di Piala Asia 1996 dan 2000,prestasinya sama,seri 1 kali dan kalah 2 kali,dan menduduki posisi paling buncit grup.Nahh.....di Piala Asia 2004 dan 2007 Indonesia mengalami kenaikan prestasi dari 2 Piala Asia sebelumnya,dan uniknya hasil 2004 dan 2007 sama identik.Indonesia menang 1 kali dan kalah 2 kali.Mungkin saja di Piala Asia 2011 dan 2015 Indonesia bisa menduduki peringkat kedua grup dan maju ke babak selanjutnya.Sayangnya euforia ini gagal dilanjutkan Indonesia di pra kualifikasi Piala Dunia.Indonesia kalah agregat telak oleh Suriah.Agregatnya tidak perlu saya ungkapkan karena memalukan.Suriah adalah tim kelas 2 timur tengah.
PSSI beralasan,pegelaran Piala Asia penyebab kompetisin berjalan sangat panjang.Menurut saya,PSSI lah sebenarnya yang salah.Mereka terlalu banyak memeberikan promosi dan meniadakan degradasi.Greget kompetisi jelas berkurang.Kompetisi menjadi tidak jelas apa juntrungan,muara,untuk apa itu kompetisi.PSSI juga berkilah Pilkada sebagai halangan utama.Ini lagi,jadwal Pilkada sudah ditetapkan jauh hari,seharusnya BLI membuat jadwal yang sinkron dengan situasi.Jangan buat jadwal yanmg semaunya.Mungkin mereka bisa berkilah,peserta kompetisi terlalu banyak sehingga menyulitkan mereka membuat jadwal.Nah itu...kenapa PSSI membuat kompetisi dengan banyak klub?Aneh sakali.
Prestasi Indonesia juga menurun total sejak kompetisi profesional dimulai.Bayangkan,Medali Emas Sea Games 1991 adalah gelar bergengsi terakhir timnas yang berhasil diboyong!Jika kompetisi pro tidak mampu mendongkrak prestasi Indonesia,lebih baik Liga Indonesia kembali ke Semi pro atau amatir saja sekalian.Dimasa lalu ketika belum pro,kita adalah Macan Asia.Bayangkan Uni Soviet saja bisa kita tahan imbang.Uni Soviet adalah tim raksasa dunia dahulu kala,dengan sosok dibawah mistar Lev Yashin,kiper terbaik dunia sepanjang masa.Para pemain sepertinya hanya berpikir soal uang.Bonus lebih penting,klub diatas segala-galanya dikarenakan klub lah yang memberi mereka penghasilan untuk hidup.Pemain-pemain asing juga dituding sebagai menurunnya prestasi Indonesia.Lihat saja,di klub-klub Ligina,rata-rata mereka memasang duet striker asing ditambah playmaker asing.Hasilnya?bukan menjadi pembelajarang bagi pemain Indonesia malah menjadi benalu.Striker Indonesia yang benar-benar targetman hanyalah Bambang Pamungkas.Kita hanya memiliki striker sayap yang bagus seperti Boaz Solossa,Budi Sudarsono,Elie Aiboy,Rahmat Rivai,Aliyuddin dan lainnya.Contoh sahih lainnya tentang kebenaluan pemain asing,lihat saja,Klub kita jarang memakai kiper asing,stok kiper bagus kita melimpah ruah.Nama-nama seperti Markus Horison,Feri Rotinsulu,Syamsidar,Yandri Pitoy,Hendro Kartiko,Ahmad Kurnuawan,Tema Mursadat,Dian Agus,Roni Tri Prasnanto dll adalah jaminan mutu.Jika 3 orang kiper utama kita cedera,kita tidak perlu pusing memikirkan siapa yang mengawal gawang Indonesia.Mereka semua punya kemampuan yang tidak buruk.Lihat juga bek sayap yang jarang dihuni pemain asing,jumlah stok sangat banyak.Saya berharap PSSI mengurangi jatah penggunaan pemain asing hanya 3 atau 2 orang,tidak seperti sekarang sebanyak 5 orang,hampir 50% pemain dilapangan.Kita bukan Inggris yang di Liganya bertebaran pemain asing,tetapi masih bisa memproduksi pemain kelas dunia.
Akhir kata selamat untuk Sriwijaya Palembang atas double winnernya.Untuk Persipura dan PSMS jangan bersedih,masih banyak kesempatan di tahun-tahun berikutnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar